Jumat, 30 Juli 2010

RELATIONAL DIALECTIC

RELATIONAL DIALECTIC
Leslie Baxter dan Barbara Montgomery adalah figure utama di dalam perkumpulan sarjana komunikasi. Mereka tertarik pada kajian komunikasi dalam hubungan yang lebih intim. Baxter melihat tidak terdapat hukum yang dapat memprediksi ketertarikan interpersonal, dan tidak terdapat koefisien dari percekcokan atau perselisihan yang dapat menjelaskan konflik antar manusia tersebut. Baxter menemukan, malah orang cenderung menjadikan konflik dalam merespon semua gejolak yang mereka rasakan di dalam hubungan mereka.

Baxter and Montgomery masing-masing menganalisa ketegangan yang melekat di dalam hubungan romantika dan mulai menganalisa kontradiksi/pertentangan yang dihadapi oleh pasangan. Mereka mengarang buku yang saling berhubungan bersama-sama berdasarkan pada pemikiran bahwa sebuah hubungan diatur di dalam sebuah sistem yang dinamis yang memiliki kecenderungan bertentangan sebagaimana kecenderungan itu diperankan/dimainkan di dalam sebuah interaksi.

Kedua sarjana itu mengatakan bahwa hubungan romantika ini juga terjadi di antara teman dekat dan antar anggota keluarga. Apapun bentuk keintiman itu, dasar dan pemikiran Baxter dan Montgomery adalah bahwa hubungan personal merupakan proses perubahan yang terus menerus tanpa henti.

Relational Dialectics atau dialektika yang saling berhubungan, menyoroti ketegangan dan kekacauan sebuah ikatan personal. Film "Children of' a Lesser God" menggambarkan sebuah komunikasi yang intim setelah kemunculan Social Penetration. Theory yang mengkaji hubungan personal. Film ini melukiskan hubungan yang penuh konflik di antara seorang guru yang memiliki gangguan pendengaran dengan seorang wanita muda yang tuli sejak lahir. Hubungan percintaan mereka menyajikan contoh dari ketegangan yang dikaji oleh Baxter dan Montgomery di dalam penelitian kedua sarjana ini dalam hubungan romantika. Sarah, si gadis tuli berusia 25 tahun ini adalah murid yang berprestasi. Ia dapat berbicara dalam bahasa isyarat, sama cepatnya seperti orang-orang normal berbicara. Sarah dan sang guru, James, menciptakan ikatan yang intim di mana hubungan yang terjalin di antara keduanya nyaris tanpa ketegangan dan tekanan. Konflik dalam habungan ini mulai muncul ketika di dalam film itu disajikan kedua pasangan itu berkomunikasi dalam bahasa isyarat, Ketika itu James duduk di kursi berseberangan dengan Saran, kemudian Sarah membalasnya dengan berdiri dari kursi ia duduk. Waktu James berdiri, Sarah duduk kembali. Di sini1ah mulai terjadinya konflik dan pasangan itu mulai menunjukkan ketegangan terjadi di antara keduanya. James dan Sarah adalah pasangan yang berbeda dari pasangan-pasangan iain, namun ketegangan-ketegangan dalam sebuah relationship yang mereka hadapi sama halnya seperti yang dialami oleh pasangan-pasangan normal lainnya.

Pertentangan merupakan konsep utama dalam hubungan dialektik. Dalam cerita film di atas, James dan Sarah merasakan pertentangan dalam dua arah pada waktu yang bersamaan.
Dari sudut pandang hubungan dialektik, sebuah ikatan terjadi dalam kedua ketergantungan antara satu dengan yang 1ainnya. Satu tanpa yang lainnya akan mengurangi ikatan dalam hubungan tersebut.

Tiga Diaiektika Dalam Sebuah Hubungan
Sambil mendengarkan ratusan pria dan wanita membicarakan tentang hubungan mereka, Baxrer melihat setidaknya terdapat riga kontradiksi yang menentang kebijakan dari teori yang telah dijelaskan sebelumnya dalam pengembangan sebuah hubungan. Menilik kembaii pendekatan fenomenal Roger, yang menganggap bahwa 'kedekatan' adalah merupakan idealnya sebuah hubungan, serta Teori Social Penetration Altman Taylor yang mengkaji ketransparanan dan keterbukaan diri pada sepasang kekasih atau sahabat. Baxter di sini menyimpulkan semua teori itu hanya1ah merupakan sebagian dari yang ingin ia sampaikan.

Banyak dari kita yang menyatukan pandangan lama bahwa kedekatan, kepastian, dan keterbukaan dalam hubungan yang kita jalin adalah merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif di dalam keluarga, pertemanan, dan percintaan dua orang lelaki dan wanita. Kita dihadapkan pada dilemma bahwa kita tidak dapat memilih hanya satu sisi ataupun sisi yang lainnya. lnilah ketiga batasan tinjauan dari pertentangan internal yang dibahas Baxter dan Montgomery:

1. Connectednes and Separateness (Keterhubungan dan Keterpisahan)
Baxter dan Montgomery memandang pertentangan di antara Connectedness dan Separateness sebagai urat nadi di dalam semua hubungan. Jika satu sisi memenangkan perang antara “aku" dan "kita" ini, hubungan itu akan hilang. Karena menurut mereka, tidak ada hubungan yang dapat bertahan kecuali kalau kelompok/orang yang menjalin hubungan itu mengorbankan beberapa otonomi/dominasi perorangan terhadap yang lain. Terlalu banyak azas-azas yang berlawanan maka akan menghancurkan hubungan karena identitas individual menjadi hilang. Dalam film Children of a Lesser God digambarkan James bertanya kepada Sarah mengapa Sarah menyukai pekerjaan mengepel lantai, ia pun menjawab bahwa pekerjaan itu membuatnya merasa sendirian dalam sepinya, dan ia menyukai itu! Kemandirian Sarah ini dipenuhi oleh ketakutan bahwa ia akan merasa disakiti. Waktu James menceritakan bahwa ia pemah disakiti oleh seorang wanita, Sarah langsung membantah bahwa tak boleh ada seorang pria pun yang bisa menyakiti hatinya. Da1am hubungan Sarah dan James ini mereka merasa bahwa untuk berhasil dalam hubungan mereka, tidak perlu ingin menyelami kesendirian pasangannya. Sarah tidak akan membiarkan James mengetahui dirinya dan memasuki kesendiriannya, dan meminta James untuk mengerti bahwa ia ingin menjadi dirinya sendiri. Dan Sarah juga tidak ingin membiarkan dirinya mengetahui James. Dengan begitu mereka akan menyatu.
2. Certainty and Uncertainty ( Kepastian dan Ketidakpastian )
Dalam film ini digambarkan Sarah masih tetap dalam kesendiriannya dan tidak ingin berusaha untuk berbicara. Dalam film ini James memohon kepada Sarah bahkan untuk menyebut nama James saja Sarah tidak ingin dipaksa. Seperti halnya orang-orang lain yang dalam hubungannya menginginkan kepastian dan sesuatu yang jeias dan dapat diprediksi, demikian halnya Sarah. Namun sebaliknya, James menginginkan sesuatu yang sifatnya kejutan dan hal-ha1 baru, rasa penasaran, hal-ha1 yang spontan, karena menurut James ha1-ha1 inilah yang membuatnya bergairah. Tanpa hal-hal tersebut, maka sebuah hubungan akan membosankan sampai akhimya mati.
3. Openness and Closedness (Keterbukaan dan Ketertutupan)
DaJam film ini James bertanya kepada Sarah "Apa yang kamu dengar dalam duniamu Sarah, apakah hanya kesepian dan kamu tidak mendengarkan apa-apa?" Sarah tetap dalam 'pengasingan'nya, bahkan ketika James bertanya kapan ia boleh memasuki dunia kesendirian Sarah yang sepi, jawabannya tetap Sarah menginginkan James menghargai kesendiriannya. Sarah adalah pribadi yang amat sangat tertutup. KaJau kita menilik kembaIi teori social penetration Irwin Altman, pada teon ini disimpulkan bahwa hubungan bermula dari pendekatan diri dan privasi. Baxter dan Montgomery mengambil pendekatan Altman dalam sebuah hubungan, yaitu bahwa hubungan itu bukan berjalan dalam garis lurus keintiman semata. Tetapi mereka melihat keberadaan dialektika “Openness dan Closedness” dalam tokoh yang diperankan Sarah menggambarkan kebebasan untuk memilih yang tidak bisa dirubah dalam diri Sarah.

Strategi berdamai dengan ketegangan dialektika yang dapat memungkinkan sebuah hubungan dapat bertahan, bahkan bergerak maju
1. Denial ( Penyangkalan )
Beberapa pasangan yang menghabiskan waktu mereka dalam kebersamaan seJama 24 jam nonstop dalam 1 hari, menganggap mereka benar-benar terbuka satu sama lain, dan dengan sangat percaya diri mereka mengatakan mereka tau apa yang akan dilakukan oleh pasangan mereka dalam situasi yang dihadapi apapun itu. Baxter menemukan bahwa sepasang kekasih dalam hubungan percintaan yang menggunakan prinsip Denial ini akan lebih sering merasa tidak puas dengan cara mereka mengatasi ketegangan di antara otonomi dan hubungan di antara mereka. Cara pertama ini dianggap tidak membantu jika kita ingin membangun sebuah hubungan jangka panjang yang berhasil.
2. Disorientation
Waktu Sarah dan James dihadapkan pada situasi di mana dunia percakapan mereka dalam diam dan sepi, James tidak menyukai keadaan itu dan la pun mencaci, sementara Sarah yang merasa terancam lari ketakutan.
3. Spiraling Alteration ( Perubahan yang Bergerak Naik )
Pada perubahan yang bergerak naik ini digambarkan usaha-usaha James untuk dapat berhubungan dengan Sarah. James berusaha untuk dekat, baik secara emosional maupun secara fisik meskipun diselingi dengan perdebatan yang hebat di antara keduanya. Setelah itu semua, sebuah siklus hubungan yang baru mulai tercipta di antara keduanya.
4. Segmentation ( Pembagian secara Bemas-ruas )
Dalam contoh ini, diceritakan Sarah sangat terbuka terhadap James mengenai masa lalunya dengan pria-pria sebelum James, dan juga hal-hal apa saja yang dapat membuatnya marah. Dalam sisi yang lain, alasan-alasan Sarah untuk menghindari percakapan adalah hal yang tabu untuk dibahas dalam relationship mereka. Sarah tidak ingin James mempertanyakan lagi mengapa ia menyukai dunianya dalam diam. Baxter dan Montgomery menegaskan bahwa dengan Denial dan Spiraling Alteration, Segmentation ini adalah cara yang khas di mana orang menyetujui atau sepakat dengan dialektika.
5. Balance ( Keseimbangan )
Merupakan pendekatan yang disepakati bersama oleh kedua pasangan. Pendekatan ini mengembangkan dialog yang terus menerus tanpa henti, karena disini pasangan melihat kedua dialek yang mereka gunakan adalah sama logisnya nntuk digunakan.
6. Integration ( Penyatuan/Penggabungan )
Pada penggabungan ini dikatakan bahwa pasangan dapat memberikan respon secara serempak atau bersama-sama. Montgomery mencoba mengumpamakan dengan mengutip kata-kata dari seorang pasangan yang berusaha menggabungkan kepastian dan ketidakpastian (Certainty dan Uncertainty). Pasangan itu mengatakan bahwa mereka memiliki kebiasaan di setiap Jumat malam mereka melakukan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan bersamasama, dan mereka sepakat untuk melakukan hal ini selama bertahun-tahun.
Menurut Baxter pasangan menikah ini harus dapat memahami pola hubungan yang mereka jalani dan menerimanya sebagai sesuatu yang unik karena mereka telah hidup bersama selama 40 tahun.
7. Recalibration
Dalam kisah film ini, James menggambarkan Sarah sebagai wanita yang keras kepala. Interpretasi James ini beranggapan bahwa Sarah hanyalah memandang kepada hubungan yang intim. Pada akhimya James harus melawan dan menentang 2 keinginan Sarah yaitu keintiman/kedekatan dan otonomi ketegangan itu pun terus berlanjut.
8. Reaffirmation (Penegasan, Penguatan/Penetapan Kemba1i)
Bahwa ketegangan dialektik di antara pasangan tidak akan pemah bisa dihindari. Daripada meratapi kenyataan yang pasti terjadi di dalam sebuah hubungan ini, pasangan-pasangan tertentu menganggap, menyetujui dan bahkan merayakan perbedaan-perbedaan yang kompleks di antara mereka karena bagi mereka hal-hal inilah yang memperkaya hubungan mereka. Menurut mereka, karena konflik dan masalal-masalah yang mereka hadapi itulah maka itu mereka menjadi lebih dekat. Kalau mereka tidak dekat secara emosional, mereka tidak akan menghadapi masalah (konflik tidak akan muncul).
Kesimpulannya, sebuah hubungan yang sehat membutuhkan Connectedness dan Separateness, Certainty dan Uncertainty, Closedness dan Openness.

Kritik: Apa yang akan kita lakukan manakala hubungan mengalami kekacauan ?
Banyak sarjana komunikasi menganggap teori Baxter dan Montgomery ini teori mengenai hubungan yang kacau. Mereka mempertanyakan apakah Relational Dialectics ini haruskah dipandang sepenuhnya sebagai sebuah teori. Dalam teori ini tidak terdapat keruwetan atau seluk beluk yang ingin diteliti sebagaimana umumnya sebuah teori haruslah terdapat struktur, prediksi, dan eksplanasi/penjelasan. Dalam teori Baxter dan Montgomery ini tidak terdapat hirarki atau tingkatan susunan teori secara luas ataupun proposisi/dalil yang sifatnya argumen yang dapat diuji kebenarannya. Teori ini dianggap tidak mewakili kesatuan dari pernyataan-peryataan dari beberapa prediksi yang umum. Mungkin kita semua akan kaget apabila mengetahui bahwa sebenamya Baxter dan Montgomery pun menyetujui akan hal ini. Kenyataannya, kalimat-kalimat kritik di atas merupakan pemyataan yang mereka buat! Mereka memberi contoh, separateness bukan hanya bertentangan dengan connectedness, tetapi juga dengan openness dan certainty. Menurut mereka, kesimpulan. dari relational dialectics adalah bahwa hidup di tengah-tengah pertentangan atau kontradiksi sebenarnya dapat menjadi menyenangkan. (Sumber : Leslie Baxter & Barbara Montgomery, ”Relational Dialectics”, dalam chapter 11 A First Look at Communication Theory, Fifth edition, EM Griffin, Mc Graw Hill, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar